Selasa, 23 Oktober 2018

Refleksi Filsafat Pendidikan Tanggal 23 Oktober 2018


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan       : Kelima
Dosen              : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari, Tanggal  : Rabu, 23 Oktober 2018
Ruangan          : R.1.18 Gd. I.01
Waktu             : 13.00-14.40
Nama               : Muhammad Fendrik
NIM                : 18706261001
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar

Munculnya jati diri adalah ketika kita menyadari jati diri tersebut. jati diri hanya dimiliki oleh orang yang sadar. Kesadaran adalah kunci kehidupan, semua aturan yang ada pada dasarnya adalah diperuntukkan untuk mereka yang sadar. Jatidiri adalah lahir, hidup dan mati. Jati diri terdiri dari material, formal, normatif dan spiritual. Setiap manusia memerlukan jati diri, karena kita masih hidup. Bagi orang-orang yang tidak hidup, jati dirinya adalah amal ibadah dan keimanan.
Filsafat itu selalu belajar tentang ada dan tidak ada. Mengadakan apa yang tidak ada dalam pikiran manusia. Memasukkan ada yang belum ada, menjadi di dalam pikiran manusia, karena filsafat adalah pola pikir. Pola pikir yang benar adalah yang adil, yang dapat mampu menempatkan apa sesuai dengan ruang dan waktunya. Pola pikir manusia, baik sadar maupun tidak sadar adalah sebuah upaya untuk membangun dunia. Kita bisa memahami ruang karena ada waktu, dan dapat memahami waktu dengan ruang. Oleh karena itu ruang sama dengan waktu. Manusia dalam ruang dan waktunya tidak akan pernah bisa mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan, kita harus mencapai separuh dari jalan tujuan tersebut. Oleh karena itu kita tidak akan pernah sampai pada tujuan. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan dan keterbatasan manusia, manusia hidup di dunia ini hanyalah separuh perjalanan hidup, yang separuhnya adalah akhirat.
Sebenar-benarnya kita adalah saat berubah dimensinya, dimensi itu strata, dan strata itu dewa. Peruhanan yang bisa merubah pikiran manusia adalah kesadarannya. Kesadaran bahwa dia selalu berubah strata dalam segala aspeknya. Strata yang lebih tinggi adalah dewa, dewa adalah aksioma, daksa itu realitanya. Ada dan tidak ada itu adalah tergantung pikiran kita. Semua yang ada adalah bayangan dari pikiran yang notabene tergantung dari hati. Namun demikian, semua itu berada di bawah srtata yang lebih tinggi, yaitu kuasa tuhan.
Orang yang mengalami disorientasi ruang dan waktu adalah orang gila.  Orang gila mengalami kesadaran yang terpotong-potong, sehingga mengalami gangguan kepribadian dan disorientasi ruang dan waktu. Ilmu yang memperlajari kejiwaan adalah psikologi plikologi ada dua yaitu psikologi langit dan wacana. Filsafat adalah psikologi wacana. Terpilih dan memlilih juga menjadi kajian filsafat. Terpilih adalah takdir, sedangkan memilih adalah ikhtiar. Semua ikhtiar adalah takdir, semua terjadi naik dan turun, semua tergantung kuasa Tuhan. Filsafat tentang semua hal, yang parsial dan non parsial, yang menjadi sebab dan menjadi akibat. Sebab dalam berpikir adalah logis, logis adalah konsisten. Sebab di dalam realita adalah kontradiksi, maka konsistensi dapat berjalan melampauni konsentrasi manusia. Sebab dan akibat bisa hilang, bisa lupa, tapi logika, konsistensi menggambarkan dunia sesuai apa yang adalah di dalam pikirannnya. Buah pikiran manusia yang baik adalah budaya. Budaya memiliki makna, memiliki maksud yang tersirat yang diyakini membawa kebaikan bagi manusia.
Besar kecil itu relatif, yang absolut itu hanya di akhirat. Tidak ada yang absolut di dunia ini, bahkan matematika yang ilmu pasti juga relatif. Semua akan bersifat relatif jika masih terikat ruang dan waktu.  Pengetahuan manusia itu terbatas, oleh karena itu banyak hal yang bersifat transenden. Banyak hal yang kita ketahui permukaannya saja. Transenden adalah ketika hanya mengetahui sedikit hal, dari banyak hal-hal yang ada. Oleh karena terlampau banyak hal yang transendem, bahkan diriku sekarang adalah transenden dari diriku yang tadi. Hal ini membuktikan pengetahuan manusia yang terbatas, sangat terbatas untuk mengetahui dunia seisinya.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/ 

Refleksi Filsafat Pendidikan Tanggal 03 Oktober 2018


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan       : Keempat
Dosen              : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari, Tanggal  : Rabu, 03 Oktober 2018
Ruangan          : R.1.18 Gd. I.01
Waktu             : 13.00-14.40
Nama               : Muhammad Fendrik
NIM                : 18706261001
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar

Program nolisasi bertujuan untuk agar ego tidak tinggi, karena belajar filsafat itu tidak boleh egonya tinggi dan kesombongannya tinggi. Orang yang belajar filsafat mesti hatinya harusnya nol dan pikirannya harus direkonstruksi.
Cengkak melayu adalah paradok atau pertentangan yang di jalankan. Negara memang harus ada oposisi tapi berproses itulah negara, kalau tidak ada opisisi maka tidak akan hidup negara ini. Kebanyakan orang awam menghindari kontradiksi, padahal dalam filsafat sebenar-benar ilmu adalah kontradiksi. Ilmu itu ada diperbatasan antara pagi dan malam seperti maghrib. Jadi cengkak melayu bagi orang Yunani adalah Hermitika yang berarti menterjemahkan dan diterjemahkan. Dalam filsafat ekstrem yang paling besar adalah perang jadi perang itu adalah bagian dari membangun.
Sebenar-benar cerdas dalam filsafat adalah adalah tepat atau sesuai dan sebenar-benar filsafat adalah tata cara adab atau sopan santun. Ternyata sadar tidak sadar niat atau tidak niat kita selalu dihatui dan melakukan dosa-dosa. Maka solusinya adalah kita selalu dalam keadaan berdoa. Setinggi-tinggi Tuhan adalah dengan menyebut Asma Allah SWT.
Filsafat itu adalah adab dan tata krama. Salah satu adab berfilsafat adalah kuatkan dulu spritual, doa, iman dan islammu. Bahaya berfilsafat adalah parsial, bahaya orang yang berfilsafat tidak sesuai dengan ruang dan waktu maksudnya adalah orang yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Padahal berfilsafat itu adalah komprehensif dan universal dan tidak bisa disampaikan pada waktu yang singkat. Karena semua filsafat itu dimensi selalu mengikutinya. Tetapi jika dilihat dari strukturnya maka tidak ada ziarah satupun yang tidak diciptakan dan diberikan Tuhan.
Maka semua yang ada termasuk pikiran adalah spritualitas. Tapi spritualitas tidak cukup hanya dengan pikiran karena sebagian masuk dalam perasaan. Ilmu banyak yang diturunkan kepada para Nabi tidak hanya melalui pikiran tapi juga melalui hati Oleh karena itu tidak semua yang engkau pikirkan dapat engkau pikirkan. Bedanya antara yang ada dan tidak ada dalam pikiran adalah mengadakan yang belum ada dalam pikiranmu. Jadi filsafat itu berguna untuk memperkokoh iman dan takwa kita. Filsafat itu membangun dunia yang berkontribusi membangun akhirat. Sebenar-benar pikiran berfilsafat adalah pikiran para filsuf. Bukan filsafat namanya jika tidak ada kaitan dengan pikiran para filsuf. Karena filsafat itu lebih cepat dari udara dan cahaya.
Kerjakan apa yang engkau pikirkan dan pikirkan apa yang engkau kerjakan dan doakan apa yang engkau pikirkan dan doakan apa yang engkau kerjakan. Sebenar-benar hidup adalah ikhtiar dan sebenar-benar ikhtiar adalah memilih dan sebenar-benar takdir adalah terpilih. Dan dalam memilih harus mengikuti pedoman dengan tanda-tanda zaman. Sebenar-benar orang adalah tidak mampu menggambarkan dirinya. Dikasih nama saja tidak dapat menggambarkan dirinya. Maka yang bisa sesama dengan namanya adalah Allah SWT.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/ 

Refleksi Filsafat Pendidikan Tanggal 26 September 2018


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan       : Ketiga
Dosen              : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari, Tanggal  : Rabu, 26 September 2018
Ruangan          : R.1.18 Gd. I.01
Waktu             : 13.00-14.40
Nama               : Muhammad Fendrik
NIM                : 18706261001
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar

Dengan ikhtiar dan kemampuan yang diberikan Tuhan kita dapat membangun apa saja. Filsafat itu sensitif terhadap dimensi, strata, level, perbedaan, dan kedudukan. Sifat membangun sifat, gempa itu sifat yang menghasilkan Tsunami dan bisa juga dikatakan Tsunami menghasilkan gempa. Manusia, burung, tumbuhan dapat membangun rumah.
Hidup atau dunia ini sebetulnya adalah satu sifat yang menimpa sifat yang lain. Antara ikhtiar dan takdir itu saling berinteraksi. Takdir yang diadakan dan ditiadakan itu berbeda.
Persoalan tentang filsafat pada dasarnya adalah tentang kedudukan yang hakiki dan konseptual tentang keberadaan objek-objek. Epistemologi membahas tentang bagaimana kedudukan tersebut dalam pikiran manusia. Kedudukan filsafat semacam ini adalah sebuah bentuk pola pikir. Yang menjadi fokus adalah bagaimana memanfaatkan pola pikir berfilsafat ini untuk membangun dunia. Filsafat dapat merangkum semua hal yang ada di dunia serta segala sesuatu yang digunakan untuk membangun dunia dengan satu frasa, yaitu “A dan bukan A”.  A adalah sembarang, sedang bukan A adalah antitesis dari A yang telah mencakup segala sesuatu yang ada di dunia, hal tersebut telah mencakup semuanya tanpa terkecuali, bahkan anak semut yang belum lahir juga sudah termasuk di dalamnya. Filsafat dibelajarkan melalui bahasa, bahasa yang digunakan adalah bahasa analog. Dalam filsafat analog mengandung unsur ikonik, yaitu filsafat penuh dengan makna-makna mendalam yang tersirat. Bahasa filsafat penuh dengan kiasan, oleh karena itu untuk memahami filsafat perlu pemikiran yang mendalam dan radikal.
Dimensi dunia ada 4 yaitu titik, garis, ruang, dan spiritual. Dimensi keempat ini adalah sesuatu yang bersifat non fisik, tentang kepercayaan, dan keimanan. Dimensi keempat ini dihuni oleh malaikat, setan, jin, dan lain lain yang metafisik. Dimensi keempat ini meskipun tidak dapat diindrawi secara sadar, akan tetapi ada di dalam pikiran manusia. Kuncinya memahami dunia adalah tentang kesadaran. Saat manusia sedang tidur, kesadarannya akan berkurang. Dunianya berubah menjadi dunia ketidaksadaran, yaitu dunia mimpi. Dunia mimpi adalah perpaduan realita dan pikiran manusia. Dunia mimpi bukanlah sebuah alam sadar, meskipun kita terkadang tidak tahu saat kita bermimpi, ini mimpi atau nyata. Namun demikian, ada salah satu cara untuk membedakannya yaitu dengan cara bertanya. Bertanya adalah sebuah analogi tentang ada, karena bertanya adalah sebuah proses berpikir.
Proses berpikir seyogyanya berlandaskan kepada doa, hati, akidah, dan spiritualitas kuasa Allah SWT. Berpikir filsafat sangat penting untuk memegang teguh spiritualisme, karena dengan berfilsafat seseorang untuk lebih dekat dengan Tuhan, atau bahkan mungkin menjauh dari Tuhan. Harapannya tentu adalah filsafat ini dapat meningkatkan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan adalah sebuah persamaan yang hakiki di dunia. Manusia dan makhluk lain tidak ada yang sama di dunia. Bahkan “A = A” hanya ada di dalam pikiran manusia. Bahkan anak yang kembar sekalipun tidak ada yang identuk sama persis. Bahkan seseorangpun tidak dapat menyamai namanya sendiri. Oleh karena itu untuk belajar filsafat kuncinya adalah doa, ikhktiar, dan menyadari bahwa melalui belajar filsafat adalah salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Nah, kata mutiara untuk pertemuan kali ini adalah “Pikirkan apa yang engkau kerjakan, kerjakan apa yang engkau pikirkan, doakan apa yang engkau pikirkan dan doakan apa yang engkau kerjakan”.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/ 


Refleksi Filsafat Pendidikan Tanggal 19 September 2018


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan       : Kedua
Dosen              : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari, Tanggal  : Rabu, 19 September 2018
Ruangan          : R.1.18 Gd. I.01
Waktu             : 13.00-14.40
Nama               : Muhammad Fendrik
NIM                : 18706261001
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar

Nolisasi, ego kita dan kesombongan kita agar kita tidak sombong. Ketika belajar filsafat tidak akan dapat apa-apa. Arti pentingnya sesuatu yang ada dan tidak ada dalam filsafat sangat penting sekali. Filsafat menjangkau pikiran sedangkan spritualitas menjangkau hati. Obyek filsafat adalah yang ada dan mungkin ada. Yang ada dalam pikiran dan diluar pikiran. Persoalan filsafat ada 2, yaitu menjelaskan apa yang ada didalam pikiran dan mengetahui atau memahami yang adalah didalam pikiran.
Nama cucu Pak Marsigit itu belum ada dipikiran, setelah diberi tahu maka nama cucu Pak Marsigit adalah Queen dan sudah masuk dalam pikiran.  Contoh HP Pak Marsigit warnanya hitam dan disembunyikan tapi dalam pikiran kami sudah tau dari awalnya kalau HP Pak Marsigit warnanya hitam. Tidak ada satu pun orang didunia yang dapat menjelaskan semua yang ada dalam pikiran dan tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan semua yang ada diluar pikiran. Socrates mengakui bahwa sebenar-benar orang yang berilmu adalah orang yang menyadari bahwa dirinya tidak mengetahui apa-apa.
Bagaimana caranya membangun dunia secara filsafat? Untuk membangun dunia cukup hanya dengan sepenggal prasa yang meliputi semuanya yaitu prasa A dan bukan A. Obyek filsafat adalah obyek formal dan obyek material. Alat untuk filsafat adalah bahasa analog yang bukan sekedar kiasan atau sama (mirip). Analog itu konfronitas dua pikiran yang berbeda. Analog dalam filsafat itu mengandung unsur ikonik. Jika saya bicara hati maka maksudnya bisa saja Pak Marsigit berbicara doa, bisa saja Pak Marsigit berbicara akhirat karena akhirat itu bisa pahami melalui hati. Bisa juga Pak Marsigit bicara ibadah karena domain ibadah adalah hati, bisa saja Pak Marsigit berbicara spritual atau kuasa Tuhan. Dunia itu dibagi dua yaitu hati dan pikir. Selama kita masih berpikir berarti kita belum masuk akhirat, berarti yang saya maksud berpikir adalah sedang berbicara tentang dunia ini. Maka untuk mempelajari filsafat harus menggunakan bahasa analog.
Tulisan-tulisan saya diblog itu full analog, maka yang menjadi tantangannya adalah mengetahui apa yang sedang dianalogikan yang tersembunyi disana. Tersembunyi itu artinya meta, metafisika berarti tersembunyi diantara fisik. Dalam kehidupan ini, orang awam tidak mampu memahami dimensi tak terhingga tapi orang matematika mampu untuk memahaminya. Para malaikat, jin, syaitan itu berada pada dimensi empat. Kenapa ada dimensi empat? Karena ada variabel lain sehingga ia bisa berjalan menembus tembok sedangkan kita ini berada pada variabel tiga dimensi.
Semua ilmu awalnya dari kesadaran, dengan keberadaan itu bisa diketahui dengan kesadaran. Maka ketika tidur, maka ada perubahan dari dunia nyata ke dunia mimpi. Dunia mimpi bisa dikurangi dari unsur realitas dan ditambah dunia memori atau ingat. Tapi yang jelas di dalam mimpi kita tidak bisa bertanya kenapa kita bermimpi. Itulah bukti yang ditemukan oleh Rene Secrastes, yang mengatakan bahwa aku ada di kenyataan ini karena aku bertanya yang menunjukkan keberadaan. Karena Rene di Perancis bermimpi yang mimpinya betul-betul seperti kenyataan. Perbedaan real dan mimpi adalah dengan bertanya yang disebut dengan “Cogito Ergosum” yang berarti bahwa aku ada jika aku bertanya dan aku bertanya karena aku berpikir. Pikirkan apa yang engkau kerjakan dan kerjakan apa yang engkau pikirkan. Doakan apa yang engkau pikirkan dan doakan apa yang engkau kerjakan.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/

Refleksi Filsafat Pendidikan Tanggal 12 September 2018


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan       : Pertama
Dosen              : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari, Tanggal  : Rabu, 12 September 2018
Ruangan          : R.1.18 Gd. I.01
Waktu             : 13.00-14.40
Nama               : Muhammad Fendrik
NIM                : 18706261001
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar

Filsafat itu bermacam-macam, ada filsafat ilmu, filsafat agama, filsafat matematika, filsafat budaya, filsafat teknologi, filsafat kehidupan itu semuanya meluncur (berasal) dari filsafat, kalau sudah ketemu dengan filsafatnya maka yang lain dengan sendirinya mengisi segmennya masing-masing.
Sebelum kita mempelajari filsafat maka sebaiknya kita perlu untuk mengetahui adabnya (tata cara) berfilsafat supaya jangan sampai salah jalan. Adabnya berfilsafat adalah filsafat itu sendiri dari A sampai Z dan dari hari sekarang sampai hari akhir yang kita bicarakan bukanlah adab filsafat karena adab filsafat itu adalah filsafat itu sendiri. Diantara itu merupakan pokok subpokok dan cabang rantingnya.
Pertama yang ingin saya sampaikan sebelum yang lain-lain adalah sebelum kita mempelajari filsafat ilmu maka tetapkanlah hatimu terlebih dahulu, mantapkanlah spritualmu terlebih dahulu, mantapkanlah akidah kita terlebih dahulu, kenapa? karena filsafat itu pola pikir. Filsafat itu bisa kukatakan apa saja termasuk filsafat itu adalah olah pikir. Nanti kita akan mencoba terus menerus filsafat adalah apa dan lain sebagainya. Karena olah pikir, maka ibarat kita itu menerbangkan layang-layang, pikiran kita terbang tinggi. Maka benang yang mengendalikan layang-layang itu adalah hati kita, iman dan takwa kita, spritual kita, agama kita, akidah kita, syariat kita, jangan sampai kita menerbangkan layang-layang tinggi akhirnya benangnya putus, layang-layang tak bisa kembali.
Marilah sebelum kita belajar filsafat, karena filsafat adalah olah pikir maka kita kuatkan dulu iman dan takwa kita atau dengan kata lain sebelum kita berdoa kita berpikir dan sebelum mulai berpikir kita berdoa terlebih dahulu. Mantapkan dalam hati kita masing-masing. Setinggi-tinggi ilmu, ilmu hakiki adalah ilmu Tuhan. Padahal berfilsafat ini adalah mengembarakan pikiran. Setinggi-tinggi ilmu adalah ilmu didalam hati. Maka jangan berharap Anda ingin mengetahui hati kita masing-masing dengan hanya pikiran saja. Iman dan takwa itu rahasia hati. Jangan coba-coba kita itu mengungkap rahasia hati hanya dengan pikiran sebab pikiran itu cuma 2% dan 98% adalah kuasa Tuhan.
Filsafat adalah dirimu, filsafat itu yahudi, filsafat itu Rusia, filsafat itu marxis, filsafat itu demokrasi, filsafat itu indonesia, perempuan, filsafat itu laki-laki,  filsafat itu adalah apa saja. Dunia itu bisa apa saja, dunia HP, dunia cincin, dunia tangan, dunia jam, dunia kuliah, dunia rambut, dunia apa saja. Yang di sebutkan itu sebagian, yg lainnya tidak bisa engkau sebutkan.
Berfilsafat itu harus kuat dulu, kalau tidak berbahaya. Pola pikir itu ada di sana, apabila pikiran tidak dikendalikan maka pikiran akan menonjol disana, apabila pola pikiran kita menonjol melampaui batas hati, iman dan pikiran maka ujung-ujungnya tidak akan percaya kepada kepada Tuhan. Maka segala ilmu yang dicari harus memperkokohkan iman dan takwa. Apabila ilmu menggangu pikiran, mengganggu iman maka segera tinggalkan. Tidak ada gunanya, akan jadi sia-sia.
Filsafat itu jelek, baik sekaligus, filsafat itu gelap terang sekaligus, filsafat itu surga neraka sekaligus, banyak orang yang masuk neraka gara-gara berfilsafat. Tapi banyak juga orang yang masuk surga gara-gara berfilsafat karena pikiran. Karena filsafat itu adalah pikiran kita, filsafat adalah anda, filsafat itu semuanya. Buktinya tidak ada satupun yang tidak bisa di awali dengan filsafat.
Orang Majusi bisa berfilsafat, orang Quraish bisa berfilsafat, orang kafir bisa berfilsafat, orang beriman juga bisa berfilsafat, kenapa?? karena filsafat adalah olah pikir, di perintahkan kita untuk menggunakan olah pikir kita. Jadi ketika anda sudah berfilsafat menjadi risau maka tinggalkan dunia, jangan diteruskan. Filsafat lebih cepat daripada sinar, lebih keras daripada batu. Filsafat itu adalah bingung, musuh berfilsafat itu jelas. Karena engkau sudah merasa jelas, engkau terperangkap disitu berarti engkau tidak memiliki ikhtiar dan upaya untuk memikirkannya.
Salah satu indikator orang yang terjebak atau terperangkap adalah orang yang sudah merasa jelas. Dalam filsafat merubah dari yang jelas ke tidak jelas. Karena sebenar-benar jelas itu adalah milik Tuhan. Tuhan Maha jelas. Orang lain gak ada yang mampu. Semua yang kamu pikirkan, lihat dan catat adalah fatamorgana. Kalau sudah mulai ragu maka segeralah beristighfar karena semuanya adalah fatamorgana. Analisis secara psikologi dan intuitif.
Sebenar-benarnya filsafat adalah olah pikir tapi jangan sesekali kacau didalam hatimu karena kalau kacau dalam hatimu berarti itu adalah godaan syaitan. Tapi kalau kacau dalam pikiran itu adalah penting karena itu adalah ilmumu. Karena kacau pikir dan hati itu berbeda tapi kebanyakan orang awam menyamakannya.
Engkau belum bisa berfilsafat kalau kamu belum bisa mengacaukan pikiranmu. Di dalam filsafat iya penting dan tidak penting sekaligus yang tergantung sikonnya karena yang penting adalah penalarannya. Masalah budaya bener semua sekaligus salah semua, bener semua karena engkau telah menunujuk satu atau beberapa dari sifat yang ada. Salah semua kerena tidak ada di antara kamu itu memenuhi semua sifat yang ada. Yang di pentingkan adalah logikanya. Maka sebenar-benarnya filsafat adalah penjelasanmu itu. Ciri orang berfilsafat bisa menjelaskan bisa menguraikan. Dan sebenar-benarnya filsafat adalah bahasa, terserah kata-katamu. Sebenar-benarnya filsafat adalah dimensi/hirarki. Dimensi atau hirarki itu adalah peningkatan, itu namanya maqom. Maqom pikiran, maqom hati, maqom tindakan.
Keburukan itu ikoniknya satu bangsa satu tanah air dengan neraka, kebaikan itu ikoniknya satu bangsa satu tanah air dengan surga. Maka sudah tambah dimensinya, naik dimensinya naik maqomnya.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/