Refleksi
Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan : Pertama
Dosen : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari,
Tanggal : Rabu, 12 September 2018
Ruangan : R.1.18 Gd. I.01
Waktu : 13.00-14.40
Nama : Muhammad Fendrik
NIM : 18706261001
Program
Studi : S3 Pendidikan Dasar
Filsafat itu
bermacam-macam, ada filsafat ilmu, filsafat agama, filsafat matematika,
filsafat budaya, filsafat teknologi, filsafat kehidupan itu semuanya meluncur
(berasal) dari filsafat, kalau sudah ketemu dengan filsafatnya maka yang lain
dengan sendirinya mengisi segmennya masing-masing.
Sebelum kita
mempelajari filsafat maka sebaiknya kita perlu untuk mengetahui adabnya (tata
cara) berfilsafat supaya jangan sampai salah jalan. Adabnya berfilsafat adalah
filsafat itu sendiri dari A sampai Z dan dari hari sekarang sampai hari akhir
yang kita bicarakan bukanlah adab filsafat karena adab filsafat itu adalah
filsafat itu sendiri. Diantara itu merupakan pokok subpokok dan cabang
rantingnya.
Pertama yang
ingin saya sampaikan sebelum yang lain-lain adalah sebelum kita mempelajari
filsafat ilmu maka tetapkanlah hatimu terlebih dahulu, mantapkanlah spritualmu
terlebih dahulu, mantapkanlah akidah kita terlebih dahulu, kenapa? karena
filsafat itu pola pikir. Filsafat itu bisa kukatakan apa saja termasuk filsafat
itu adalah olah pikir. Nanti kita akan mencoba terus menerus filsafat adalah apa
dan lain sebagainya. Karena olah pikir, maka ibarat kita itu menerbangkan
layang-layang, pikiran kita terbang tinggi. Maka benang yang mengendalikan
layang-layang itu adalah hati kita, iman dan takwa kita, spritual kita, agama
kita, akidah kita, syariat kita, jangan sampai kita menerbangkan layang-layang
tinggi akhirnya benangnya putus, layang-layang tak bisa kembali.
Marilah
sebelum kita belajar filsafat, karena filsafat adalah olah pikir maka kita
kuatkan dulu iman dan takwa kita atau dengan kata lain sebelum kita berdoa kita
berpikir dan sebelum mulai berpikir kita berdoa terlebih dahulu. Mantapkan
dalam hati kita masing-masing. Setinggi-tinggi ilmu, ilmu hakiki adalah ilmu
Tuhan. Padahal berfilsafat ini adalah mengembarakan pikiran. Setinggi-tinggi
ilmu adalah ilmu didalam hati. Maka jangan berharap Anda ingin mengetahui hati
kita masing-masing dengan hanya pikiran saja. Iman dan takwa itu rahasia hati.
Jangan coba-coba kita itu mengungkap rahasia hati hanya dengan pikiran sebab
pikiran itu cuma 2% dan 98% adalah kuasa Tuhan.
Filsafat
adalah dirimu, filsafat itu yahudi, filsafat itu Rusia, filsafat itu marxis, filsafat
itu demokrasi, filsafat itu indonesia, perempuan, filsafat itu laki-laki, filsafat itu adalah apa saja. Dunia itu bisa
apa saja, dunia HP, dunia cincin, dunia tangan, dunia jam, dunia kuliah, dunia rambut,
dunia apa saja. Yang di sebutkan itu sebagian, yg lainnya tidak bisa engkau
sebutkan.
Berfilsafat
itu harus kuat dulu, kalau tidak berbahaya. Pola pikir itu ada di sana, apabila
pikiran tidak dikendalikan maka pikiran akan menonjol disana, apabila pola
pikiran kita menonjol melampaui batas hati, iman dan pikiran maka ujung-ujungnya
tidak akan percaya kepada kepada Tuhan. Maka segala ilmu yang dicari harus
memperkokohkan iman dan takwa. Apabila ilmu menggangu pikiran, mengganggu iman
maka segera tinggalkan. Tidak ada gunanya, akan jadi sia-sia.
Filsafat itu
jelek, baik sekaligus, filsafat itu gelap terang sekaligus, filsafat itu surga
neraka sekaligus, banyak orang yang masuk neraka gara-gara berfilsafat. Tapi
banyak juga orang yang masuk surga gara-gara berfilsafat karena pikiran. Karena
filsafat itu adalah pikiran kita, filsafat adalah anda, filsafat itu semuanya.
Buktinya tidak ada satupun yang tidak bisa di awali dengan filsafat.
Orang Majusi bisa
berfilsafat, orang Quraish bisa berfilsafat, orang kafir bisa berfilsafat,
orang beriman juga bisa berfilsafat, kenapa?? karena filsafat adalah olah
pikir, di perintahkan kita untuk menggunakan olah pikir kita. Jadi ketika anda
sudah berfilsafat menjadi risau maka tinggalkan dunia, jangan diteruskan.
Filsafat lebih cepat daripada sinar, lebih keras daripada batu. Filsafat itu
adalah bingung, musuh berfilsafat itu jelas. Karena engkau sudah merasa jelas,
engkau terperangkap disitu berarti engkau tidak memiliki ikhtiar dan upaya
untuk memikirkannya.
Salah satu
indikator orang yang terjebak atau terperangkap adalah orang yang sudah merasa
jelas. Dalam filsafat merubah dari yang jelas ke tidak jelas. Karena
sebenar-benar jelas itu adalah milik Tuhan. Tuhan Maha jelas. Orang lain gak
ada yang mampu. Semua yang kamu pikirkan, lihat dan catat adalah fatamorgana.
Kalau sudah mulai ragu maka segeralah beristighfar karena semuanya adalah
fatamorgana. Analisis secara psikologi dan intuitif.
Sebenar-benarnya
filsafat adalah olah pikir tapi jangan sesekali kacau didalam hatimu karena
kalau kacau dalam hatimu berarti itu adalah godaan syaitan. Tapi kalau kacau
dalam pikiran itu adalah penting karena itu adalah ilmumu. Karena kacau pikir
dan hati itu berbeda tapi kebanyakan orang awam menyamakannya.
Engkau belum
bisa berfilsafat kalau kamu belum bisa mengacaukan pikiranmu. Di dalam filsafat
iya penting dan tidak penting sekaligus yang tergantung sikonnya karena yang
penting adalah penalarannya. Masalah budaya bener semua sekaligus salah semua,
bener semua karena engkau telah menunujuk satu atau beberapa dari sifat yang
ada. Salah semua kerena tidak ada di antara kamu itu memenuhi semua sifat yang
ada. Yang di pentingkan adalah logikanya. Maka sebenar-benarnya filsafat adalah
penjelasanmu itu. Ciri orang berfilsafat bisa menjelaskan bisa menguraikan. Dan
sebenar-benarnya filsafat adalah bahasa, terserah kata-katamu. Sebenar-benarnya
filsafat adalah dimensi/hirarki. Dimensi atau hirarki itu adalah peningkatan,
itu namanya maqom. Maqom pikiran, maqom hati, maqom tindakan.
Keburukan itu ikoniknya satu
bangsa satu tanah air dengan neraka, kebaikan itu ikoniknya satu bangsa satu
tanah air dengan surga. Maka sudah tambah dimensinya, naik dimensinya naik
maqomnya.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar