Refleksi
Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan : Kedua
Dosen : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari,
Tanggal : Rabu, 19 September 2018
Ruangan : R.1.18 Gd. I.01
Waktu : 13.00-14.40
Nama : Muhammad Fendrik
NIM : 18706261001
Program
Studi : S3 Pendidikan Dasar
Nolisasi, ego
kita dan kesombongan kita agar kita tidak sombong. Ketika belajar filsafat
tidak akan dapat apa-apa. Arti pentingnya sesuatu yang ada dan tidak ada dalam
filsafat sangat penting sekali. Filsafat menjangkau pikiran sedangkan
spritualitas menjangkau hati. Obyek filsafat adalah yang ada dan mungkin ada.
Yang ada dalam pikiran dan diluar pikiran. Persoalan filsafat ada 2, yaitu
menjelaskan apa yang ada didalam pikiran dan mengetahui atau memahami yang
adalah didalam pikiran.
Nama cucu Pak Marsigit
itu belum ada dipikiran, setelah diberi tahu maka nama cucu Pak Marsigit adalah
Queen dan sudah masuk dalam pikiran. Contoh HP Pak Marsigit warnanya hitam dan
disembunyikan tapi dalam pikiran kami sudah tau dari awalnya kalau HP Pak
Marsigit warnanya hitam. Tidak ada satu pun orang didunia yang dapat
menjelaskan semua yang ada dalam pikiran dan tidak ada seorangpun yang dapat
menjelaskan semua yang ada diluar pikiran. Socrates mengakui bahwa
sebenar-benar orang yang berilmu adalah orang yang menyadari bahwa dirinya
tidak mengetahui apa-apa.
Bagaimana
caranya membangun dunia secara filsafat? Untuk membangun dunia cukup hanya
dengan sepenggal prasa yang meliputi semuanya yaitu prasa A dan bukan A. Obyek
filsafat adalah obyek formal dan obyek material. Alat untuk filsafat adalah
bahasa analog yang bukan sekedar kiasan atau sama (mirip). Analog itu
konfronitas dua pikiran yang berbeda. Analog dalam filsafat itu mengandung
unsur ikonik. Jika saya bicara hati maka maksudnya bisa saja Pak Marsigit
berbicara doa, bisa saja Pak Marsigit berbicara akhirat karena akhirat itu bisa
pahami melalui hati. Bisa juga Pak Marsigit bicara ibadah karena domain ibadah
adalah hati, bisa saja Pak Marsigit berbicara spritual atau kuasa Tuhan. Dunia
itu dibagi dua yaitu hati dan pikir. Selama kita masih berpikir berarti kita
belum masuk akhirat, berarti yang saya maksud berpikir adalah sedang berbicara
tentang dunia ini. Maka untuk mempelajari filsafat harus menggunakan bahasa
analog.
Tulisan-tulisan
saya diblog itu full analog, maka
yang menjadi tantangannya adalah mengetahui apa yang sedang dianalogikan yang
tersembunyi disana. Tersembunyi itu artinya meta, metafisika berarti
tersembunyi diantara fisik. Dalam kehidupan ini, orang awam tidak mampu
memahami dimensi tak terhingga tapi orang matematika mampu untuk memahaminya.
Para malaikat, jin, syaitan itu berada pada dimensi empat. Kenapa ada dimensi
empat? Karena ada variabel lain sehingga ia bisa berjalan menembus tembok
sedangkan kita ini berada pada variabel tiga dimensi.
Semua ilmu
awalnya dari kesadaran, dengan keberadaan itu bisa diketahui dengan kesadaran.
Maka ketika tidur, maka ada perubahan dari dunia nyata ke dunia mimpi. Dunia
mimpi bisa dikurangi dari unsur realitas dan ditambah dunia memori atau ingat.
Tapi yang jelas di dalam mimpi kita tidak bisa bertanya kenapa kita bermimpi.
Itulah bukti yang ditemukan oleh Rene Secrastes, yang mengatakan bahwa aku ada
di kenyataan ini karena aku bertanya yang menunjukkan keberadaan. Karena Rene
di Perancis bermimpi yang mimpinya betul-betul seperti kenyataan. Perbedaan real dan mimpi adalah dengan bertanya
yang disebut dengan “Cogito Ergosum” yang berarti bahwa aku ada jika aku
bertanya dan aku bertanya karena aku berpikir. Pikirkan apa yang engkau
kerjakan dan kerjakan apa yang engkau pikirkan. Doakan apa yang engkau pikirkan
dan doakan apa yang engkau kerjakan.
Tautan:https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar