Selasa, 23 Oktober 2018

Refleksi Filsafat Pendidikan Tanggal 19 September 2018


Refleksi Perkuliahan Filsafat Pendidikan
Pertemuan       : Kedua
Dosen              : Prof. Dr. Marsigit, MA
Hari, Tanggal  : Rabu, 19 September 2018
Ruangan          : R.1.18 Gd. I.01
Waktu             : 13.00-14.40
Nama               : Muhammad Fendrik
NIM                : 18706261001
Program Studi : S3 Pendidikan Dasar

Nolisasi, ego kita dan kesombongan kita agar kita tidak sombong. Ketika belajar filsafat tidak akan dapat apa-apa. Arti pentingnya sesuatu yang ada dan tidak ada dalam filsafat sangat penting sekali. Filsafat menjangkau pikiran sedangkan spritualitas menjangkau hati. Obyek filsafat adalah yang ada dan mungkin ada. Yang ada dalam pikiran dan diluar pikiran. Persoalan filsafat ada 2, yaitu menjelaskan apa yang ada didalam pikiran dan mengetahui atau memahami yang adalah didalam pikiran.
Nama cucu Pak Marsigit itu belum ada dipikiran, setelah diberi tahu maka nama cucu Pak Marsigit adalah Queen dan sudah masuk dalam pikiran.  Contoh HP Pak Marsigit warnanya hitam dan disembunyikan tapi dalam pikiran kami sudah tau dari awalnya kalau HP Pak Marsigit warnanya hitam. Tidak ada satu pun orang didunia yang dapat menjelaskan semua yang ada dalam pikiran dan tidak ada seorangpun yang dapat menjelaskan semua yang ada diluar pikiran. Socrates mengakui bahwa sebenar-benar orang yang berilmu adalah orang yang menyadari bahwa dirinya tidak mengetahui apa-apa.
Bagaimana caranya membangun dunia secara filsafat? Untuk membangun dunia cukup hanya dengan sepenggal prasa yang meliputi semuanya yaitu prasa A dan bukan A. Obyek filsafat adalah obyek formal dan obyek material. Alat untuk filsafat adalah bahasa analog yang bukan sekedar kiasan atau sama (mirip). Analog itu konfronitas dua pikiran yang berbeda. Analog dalam filsafat itu mengandung unsur ikonik. Jika saya bicara hati maka maksudnya bisa saja Pak Marsigit berbicara doa, bisa saja Pak Marsigit berbicara akhirat karena akhirat itu bisa pahami melalui hati. Bisa juga Pak Marsigit bicara ibadah karena domain ibadah adalah hati, bisa saja Pak Marsigit berbicara spritual atau kuasa Tuhan. Dunia itu dibagi dua yaitu hati dan pikir. Selama kita masih berpikir berarti kita belum masuk akhirat, berarti yang saya maksud berpikir adalah sedang berbicara tentang dunia ini. Maka untuk mempelajari filsafat harus menggunakan bahasa analog.
Tulisan-tulisan saya diblog itu full analog, maka yang menjadi tantangannya adalah mengetahui apa yang sedang dianalogikan yang tersembunyi disana. Tersembunyi itu artinya meta, metafisika berarti tersembunyi diantara fisik. Dalam kehidupan ini, orang awam tidak mampu memahami dimensi tak terhingga tapi orang matematika mampu untuk memahaminya. Para malaikat, jin, syaitan itu berada pada dimensi empat. Kenapa ada dimensi empat? Karena ada variabel lain sehingga ia bisa berjalan menembus tembok sedangkan kita ini berada pada variabel tiga dimensi.
Semua ilmu awalnya dari kesadaran, dengan keberadaan itu bisa diketahui dengan kesadaran. Maka ketika tidur, maka ada perubahan dari dunia nyata ke dunia mimpi. Dunia mimpi bisa dikurangi dari unsur realitas dan ditambah dunia memori atau ingat. Tapi yang jelas di dalam mimpi kita tidak bisa bertanya kenapa kita bermimpi. Itulah bukti yang ditemukan oleh Rene Secrastes, yang mengatakan bahwa aku ada di kenyataan ini karena aku bertanya yang menunjukkan keberadaan. Karena Rene di Perancis bermimpi yang mimpinya betul-betul seperti kenyataan. Perbedaan real dan mimpi adalah dengan bertanya yang disebut dengan “Cogito Ergosum” yang berarti bahwa aku ada jika aku bertanya dan aku bertanya karena aku berpikir. Pikirkan apa yang engkau kerjakan dan kerjakan apa yang engkau pikirkan. Doakan apa yang engkau pikirkan dan doakan apa yang engkau kerjakan.
Tautan:
https://powermathematics.blogspot.com/
https://www.uny.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar