Selasa, 15 Januari 2019

Materialisme


Filsafat Pendidikan Materialisme
Muhammad Fendrik, M.Pd dan Prof. Dr. Marsigit, MA
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta

Tesis
Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa di dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Pada abad pertama masehi faham ini tidak mendapat tanggapan yang serius, dan pada abad pertengahan orang masih menganggap asing terhadap faham ini. Baru pada zaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang penting di Eropa Barat. Pada abad ke-19 pertengahan, aliran ini tumbuh subur di Barat disebabkan, dengan faham ini, orang-orang merasa mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam.
Materialisme berdasarkan ontologi, bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesederhanaan adalah penjelmaan dari materi dan dapat dikembalikan pada unsur-unsur fisik. materi adalah sesuatu hal yang kelihatan, dapat diraba, berbentuk, dan menempati ruang. Hal-hal yang bersifat kerohanian seperti pikiran, jiwa, keyakinan, rasa sedih, dan rasa senang, tidak lain adalah ungkapan proses kebendaan. Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan Naturalisme.
Pada domain epistemologis atau dimensi pemerolehan dan historis Materialisme yang berkembang pada filsuf-filsuf Yunani tentang kejadian alam. Menurut dimensi ini bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran pemikiran ini  dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM). Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air, karena pentingnya bagi kehidupan. Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara, dengan alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan. Tokoh-tokohnya antara lain, Demokritos (460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom itulah yang merupakan asal kejadian alam. Atom-atom ini memiliki sifat yang sama, perbedaannya hanya tentang besar, bentuk dan letaknya. Jiwa menurut Demokritus dikatakan terjadi dari atom-atom yang bentuknya lebih kecil, bulat, dan mudah bergerak. Tokoh yang lain adalah Thomas Hobbes (1588-1679) yang berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia termasuk pikiran dan perasaan merupakan gerak dari materi.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Sistem berfikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx (1818-1883 M). Dasar pemikiran Materialisme sejarah Marx berasal dari karya Feuerbach (1804-1877 M). Menurut Marx, Feuerbach telah berhasil membangun Materialisme sejati dan ilmu pengetahuan yang positif dengan menggunakan hubungan sosial antarmanusia sebagai prinsip dasar teorinya. Pandangan Marx yang menjadikan materi sebagai primer dikenal dengan konsep Materialisme historis. Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kedudukan materi, bukan pada ide karena ide adalah bagian dari materi.
Selanjutnya adalah asas kebermanfaatan atau aksiologis filsafat Materialisme ditinjau dari konteks pendidikan. Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan Materialisme, yaitu: 1) Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama; 2) Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks; 3) Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.; 4) Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi; 5) Kedudukan peserta didik tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, peserta didik dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar; dan 6) Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar peserta didik.
Anti-Tesis
Materialisme yang dimaksud Karl Marx adalah mengacu pada pengertian benda sebagai kenyataan yang pokok. Marx tetap konsekuen memakai kata historikal Materialisme untuk menunjukkan sikapnya yang bertentangan dengan filsafat idealisme. Filsafat Materialisme beranggapan bahwa kenyataan berada di luar persepsi manusia, demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir dari ide. Sedangkan filsafat Idealisme menegaskan bahwa segenap kesadaran didasarkan pada ide-ide dan mengingkari adanya realitas di belakang ide-ide manusia yang berasal dari Hegel.
Kepercayaan kepada tuhan hanyalah merupakan suatu proyeksi dari kegagalan atau ketidakpuasan manusia untuk mencapai cita-cita kebahagiaan dalam hidupnya. Dengan kegagalan tersebut manusia memikirkan suatu wujud diluar dirinya yang dikhayalkannya memiliki kesempurnaan yang merupakan sumber kehidupan manusia, suatu wujud yang bahagia  secara absolut. Oleh karena itu, tuhan hanyalah merupakan hasil khayalan manusia. Tuhan diciptakan oleh manusia sendiri, secara maya padahal wujudnya tidak ada.
Selain itu, faham Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti. Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama di mana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (ateis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritik pun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun beberapa kritik yang dilontarkan tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Materialisme menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari chaos (kacau balau). Kata Hegel, kacau balau yang mengatur bukan lagi balau namanya itu Tuhan.
b.      Materialisme menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. Padahal pada hakikatnya hukum alam ini adalah perbuatan ruhani juga.
c.       Materialisme mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. Padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar itu sendiri yaitu Tuhan.
d.      Materialisme tidak sanggup menerangkan suatu kejadian ruhani yang paling mendasar sekalipun.
Jika dibandingkan dengan aliran filsafat yang lain Aisyiah (2016) mengemukakan bahwa aliran filsafat Materialisme adalah aliran yang mendapatkan kritikan dari berbagai pihak, terutama dalam anggapannya yang hanya meyakini bahwa tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak. Mereka menganggap bahwa materi berada di atas segala-galanya. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka. Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal dari gejala yang bersangkutan dengan materi.
Sintesis
Dari pembahasan tesis dan anti-tesis tersebut dapat dipahami bahwa Karl Marx merupakan salah satu filsuf dengan gagasannya yang sering mengejutkan orang-orang sekitarnya. Materialisme historis menjadi ciri khas pembahasan Karl Marx. Materialisme historis dipahami sebagai sejarah yang dikaitkan dengan materi. Hal ini dikarenakan keberadaan menentukan kesadaran, artinya kondisi-kondisi kehidupan materiil menentukan kesadaran normativ seseorang. Pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel, meskipun antara keduanya berbeda. Hegel menjadikan ide sebagai pusatnya, sedangkan Marx materilah yang menjadi sumber segalanya.
Selain itu aliran ini berfokus pada alam yang akan menjadi hasil pengetahuan di masa depan dan juga pengaturnya dalam mengelola alam sebagai materi yang sudah diciptakan. Materialisme memandang bahwa semua sumber yang asal itu adalah materi manusia yang memikirkan suatu wujud diluar dirinya yang dikhayalkannya memiliki kesempurnaan yang merupakan sumber kehidupan manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar