Filsafat Pendidikan Materialisme
Muhammad Fendrik, M.Pd dan Prof. Dr.
Marsigit, MA
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
Tesis
Materialisme merupakan
faham atau aliran yang menganggap bahwa di dunia ini tidak ada selain materi
atau nature (alam) dan dunia fisik adalah satu. Pada abad pertama masehi faham
ini tidak mendapat tanggapan yang serius, dan pada abad pertengahan orang masih
menganggap asing terhadap faham ini. Baru pada zaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan
penganut yang penting di Eropa Barat. Pada abad ke-19 pertengahan, aliran ini
tumbuh subur di Barat disebabkan, dengan faham ini, orang-orang merasa
mempunyai harapan-harapan yang besar atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam.
Materialisme
berdasarkan ontologi, bahwa tidak ada
hal yang nyata kecuali materi. Pikiran dan kesederhanaan adalah penjelmaan dari
materi dan dapat dikembalikan pada unsur-unsur fisik. materi adalah sesuatu hal
yang kelihatan, dapat diraba, berbentuk, dan menempati ruang. Hal-hal yang
bersifat kerohanian seperti pikiran, jiwa, keyakinan, rasa sedih, dan rasa
senang, tidak lain adalah ungkapan proses kebendaan. Aliran ini menganggap bahwa sumber
yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut
dengan Naturalisme.
Pada domain epistemologis atau dimensi
pemerolehan dan historis Materialisme yang berkembang pada filsuf-filsuf Yunani
tentang kejadian alam. Menurut
dimensi ini bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Aliran
pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu Thales (624-546 SM).
Ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air, karena pentingnya bagi kehidupan.
Anaximander (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara, dengan
alasan bahwa udara merupakan sumber dari segala kehidupan.
Tokoh-tokohnya antara lain, Demokritos
(460-370 SM) berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak
jumlahnya, tak dapat dihitung dan amat halus. Atom-atom itulah yang merupakan
asal kejadian alam. Atom-atom ini memiliki sifat yang sama,
perbedaannya hanya tentang besar, bentuk dan letaknya. Jiwa menurut Demokritus
dikatakan terjadi dari atom-atom yang bentuknya lebih kecil, bulat, dan mudah
bergerak. Tokoh yang lain adalah Thomas Hobbes (1588-1679) yang berpendapat
bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia termasuk pikiran dan perasaan
merupakan gerak dari materi.
Materialisme adalah
sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang
mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Sistem berfikir ini menjadi
terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl Marx (1818-1883 M).
Dasar pemikiran Materialisme sejarah Marx berasal dari karya Feuerbach
(1804-1877 M). Menurut Marx, Feuerbach telah berhasil membangun Materialisme
sejati dan ilmu pengetahuan yang positif dengan menggunakan hubungan sosial
antarmanusia sebagai prinsip dasar teorinya. Pandangan
Marx yang menjadikan materi sebagai primer dikenal dengan konsep Materialisme
historis. Materialisme historis berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan
oleh kedudukan materi, bukan pada ide karena ide adalah bagian dari materi.
Selanjutnya adalah asas
kebermanfaatan atau aksiologis filsafat
Materialisme ditinjau dari konteks pendidikan. Menurut Power (1982),
implikasi aliran filsafat pendidikan Materialisme, yaitu: 1) Temanya yaitu
manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol
secara ilmiah dan seksama; 2) Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku,
mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup
sosial dan pribadi yang kompleks; 3) Isi kurikulum pendidikan yang mencakup
pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan
dengan sasaran perilaku.; 4) Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan
kondisionisasi (conditioning), operant
condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi; 5)
Kedudukan peserta didik tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan
dari luar, pelajaran sudah dirancang, peserta didik dipersiapkan untuk hidup,
mereka dituntut untuk belajar; dan 6) Guru memiliki kekuasaan untuk merancang
dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter
hasil belajar peserta didik.
Anti-Tesis
Materialisme yang
dimaksud Karl Marx adalah mengacu pada pengertian benda sebagai kenyataan yang
pokok. Marx tetap konsekuen memakai kata historikal Materialisme untuk
menunjukkan sikapnya yang bertentangan dengan filsafat idealisme. Filsafat
Materialisme beranggapan bahwa kenyataan berada di luar persepsi manusia,
demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir dari
ide. Sedangkan filsafat Idealisme menegaskan bahwa segenap kesadaran didasarkan
pada ide-ide dan mengingkari adanya realitas di belakang ide-ide manusia yang
berasal dari Hegel.
Kepercayaan kepada
tuhan hanyalah merupakan suatu proyeksi dari kegagalan atau ketidakpuasan
manusia untuk mencapai cita-cita kebahagiaan dalam hidupnya. Dengan kegagalan
tersebut manusia memikirkan suatu wujud diluar dirinya yang dikhayalkannya
memiliki kesempurnaan yang merupakan sumber kehidupan manusia, suatu wujud yang
bahagia secara absolut. Oleh karena itu, tuhan hanyalah merupakan hasil
khayalan manusia. Tuhan diciptakan oleh manusia sendiri, secara maya padahal
wujudnya tidak ada.
Selain itu, faham
Materialisme ini praktis tidak memerlukan dalil-dalil yang muluk-muluk dan
abstrak, juga teorinya jelas berpegang pada kenyataan-kenyataan yang jelas dan
mudah dimengerti. Kemajuan aliran ini mendapat tantangan yang keras dan hebat
dari kaum agama di mana-mana. Hal ini disebabkan bahwa faham ini pada abad
ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan (ateis) yang sudah diyakini mengatur budi
masyarakat. Pada masa ini, kritik pun muncul di kalangan ulama-ulama barat yang
menentang Materialisme. Adapun beberapa kritik yang dilontarkan tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Materialisme
menyatakan bahwa alam wujud ini terjadi dengan sendirinya dari chaos (kacau balau). Kata Hegel, kacau
balau yang mengatur bukan lagi balau namanya itu Tuhan.
b. Materialisme
menerangkan bahwa segala peristiwa diatur oleh hukum alam. Padahal pada
hakikatnya hukum alam ini adalah perbuatan ruhani juga.
c. Materialisme
mendasarkan segala kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri.
Padahal dalil itu menunjukkan adanya sumber dari luar itu sendiri yaitu Tuhan.
d. Materialisme
tidak sanggup menerangkan suatu kejadian ruhani yang paling mendasar sekalipun.
Jika dibandingkan
dengan aliran filsafat yang lain Aisyiah (2016) mengemukakan bahwa aliran
filsafat Materialisme adalah aliran yang mendapatkan kritikan dari berbagai
pihak, terutama dalam anggapannya yang hanya meyakini bahwa tidak ada sesuatu
selain materi yang sedang bergerak. Mereka menganggap bahwa materi berada di
atas segala-galanya. Materialisme adalah aliran yang memandang bahwa segala
sesuatu adalah realitas, dan realitas seluruhnya adalah materi belaka.
Kenyataan bersifat material dipandang bahwa segala sesuatu yang hendak
dikatakannya adalah berasal dari materi dan berakhir dengan materi atau berasal
dari gejala yang bersangkutan dengan materi.
Sintesis
Dari pembahasan tesis
dan anti-tesis tersebut dapat dipahami bahwa Karl Marx merupakan salah satu filsuf
dengan gagasannya yang sering mengejutkan orang-orang sekitarnya. Materialisme
historis menjadi ciri khas pembahasan Karl Marx. Materialisme historis dipahami
sebagai sejarah yang dikaitkan dengan materi. Hal ini dikarenakan keberadaan
menentukan kesadaran, artinya kondisi-kondisi kehidupan materiil menentukan
kesadaran normativ seseorang. Pemikiran Marx sangat dipengaruhi oleh Hegel,
meskipun antara keduanya berbeda. Hegel menjadikan ide sebagai pusatnya,
sedangkan Marx materilah yang menjadi sumber segalanya.
Selain itu aliran ini
berfokus pada alam yang akan menjadi hasil pengetahuan di masa depan dan juga
pengaturnya dalam mengelola alam sebagai materi yang sudah diciptakan.
Materialisme memandang bahwa semua sumber yang asal itu adalah materi
manusia yang memikirkan suatu wujud diluar dirinya yang dikhayalkannya memiliki
kesempurnaan yang merupakan sumber kehidupan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar