Selasa, 15 Januari 2019

Saintisme


Filsafat Pendidikan Saintisme
Muhammad Fendrik, M.Pd dan Prof. Dr. Marsigit, MA
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta

Tesis
Aliran Saintisme telah didefinisikan sebagai "pandangan bahwa metode induktif sains adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan terutama bahwa sains dapat menghasilkan pengetahuan mengenai manusia dan masyarakat yang benar.
Saintisme memandang bahwa sains adalah satu-satunya jalan untuk mengetahui manusia; (sikap mendewakan sains). Saintisme merupakan sistem pemikiran falsafah yang bertolak dari penemuan-penemuan ilmiah abad ke-16 dan 17 M, khususnya penemuan-penemuan Copernicus, Kepler, Galileo dan Newton. Munculnya pemikiran falsafah yang bercorak rasional, yang berakar umbi dalam pemikiran lbnu Rusyd, Descartes dan Bacon pada abad itu juga membantu hasil-hasil penemuan ilmiah di bidang astronomi dan mekanik ditranformasikan menjadi sistem pemikiran yang mampu merubah pandangan hidup, gambaran dunia dan cita-cita masyarakat, termasuk gambaran manusia  tentang dirinya dan tempatnya di dunia.
Secara ontologi, Saintisme adalah suatu paham (isme) falsafat yang meyakini kebenaran pernyataan bahwa pengetahuan manusia yang benar itu hanya dapat diperoleh melalui suatu metode yang satu-satunya metode yang disebut metode sains. Inilah metode yang harus digunakan tatkala orang melakukan pencarian (searching and researching) guna menemukan pengetahuan baru bersaranakan rasio dan sekaligus indra manusia. Menurut paham ini, pengetahuan manusia itu baru boleh disebut benar (‘benar’ dalam arti true, dan bukan right) apabila memenuhi dua syarat pembuktian maka masuk akal dan terdeteksi serta teridentifikasi secara indrawi yang masuk akal harus dibuktikan sebagai true knowledge berdasarkan  hasil pengamatan dan pengukuranyang indrawi, sedangkan yang teramati secara indrawi harus bisa disimpulkan sebagai sesuatu yang ‘benar’ berdasarkan  prosedur logika.
Selanjutnya secara epistemologis, filsafat sains bukanlah kosmologi atau filsafat spekulatif tentang alam. Kosmologi adalah ilmu yang beruaya melakukan spekulasi pemikiran tentang proses terciptanya alam semesta, hakekat, dan tujuan dari alam semesta, serta arti dari alam semesta itu. Salah satu contoh pandangan kosmologis spekulatif adalah pemikiran Hegel dan Whitehead. Hegel berpendapat bahwa alam semesta memiliki karakter yang dialektis. Sementara, pada pemikiran Whitehead, alam semesta dipandang sebagai suatu bentuk organisme. Pemikiran-pemikiran semacam itu seringkali irnajinatif, spekulatif, dan bersifat antroposentrik.Filsafat sains juga bukanlah sosiologi pengetahuan atau psikologi pengetahuan. Sosiologi pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari ilmu pengetahuan sebagai sebuah aktivitas sosial, yakni sebagai salah satu bentuk aktivitas sosial di antara aktivitas sosial lainnya.
Mengenai asas kebermanfaatan dari filsafat Saintisme atau kajian aksiologis yaitu: Pertama. Sains melihat alam sebagai kesatuan tunggal dengan segala bagiannya saling terkait satu sama lain.  Kedua. Sains dimaksudkan untuk mendorong baik saintis maupun orang awam untuk merenungkan alam sebagai artefak sakral Tuhan. Keniscayaan untuk membahas realitas kosmik sebagai sebuah totalitas, maka kita akan melihat sifat Tuhan yang dinamis sebagai yang mendasri dan memelihara realitas dibalik semua kenyataan lainnya. Rizal (2018:111) mengemukakan bahwa sains merupakan istilah yang cukup familiar didengar dan dipelajari di lingkungan akademik. Sains merupakan sebuah proses untuk mengamati, meyelidiki dan mengetahui gejala-gejala alam dan juga menghasilkan metodologi dalam ilmu pengetahuan yang dinilai sebagai ukuran kemajuan dan perkembangan suatu peradaban. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penguasaan terhadap sains, maka diperkirakan bangsa tersebut memiliki kemampuan akan pengetahuan akan sains, teknologi dan peradaban. Hal tersebut dikarenakan bahwa sains telah memberikan jawaban dan penyediaan kebutuhan dari kemajuan dan perkembangan kehidupan umat manusia dan alam.
Anti-Tesis
Aliran ini bertolak belakang dengan kaum idealis yang semuanya sudah ideal tergantung bagaimana menghasilkan pengetahuan dengan menggunakan akal. Ironis paham ini juga diakibatkan karena sistem pemikiran yang meyakini adanya  hukum alam yang ajeg dan tetap yang mengatur pergerakan dan kehidupan  di alam semesta, termasuk kehidupan manusia, kelak melahirkan masyarakat yang begitu menyukai perubahan serta menumbuhkan aliran aliran pemikiran yang saling bersaing dan berbenturan.
Saintisme perlu mewaspadai fenomena terjadinya penuhanan terhadap akal mereka sendiri. Sedangkan akal tersebut tidak akan memberi manfaat kepada kita kecuali yang telah Allah tetapkan bagi kita. Saintis bekerja dengan logika jalan berpikir dan kecerdasan yang cemerlang yang diberikan Allah kepada mereka untuk dapat selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Sintesis
Aliran ini memandang bahwa metode sains adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dalam menghasilkan pengetahuan. Saintisme adalah ilmu pengetahuan yang dipakai sebagai kata kolektif untuk menunjukkan bermacam-macam pengetahuan yang sistematik dan objektif serta dapat di teliti kebenarannya agar nantinya melahirkan masyarakat yang begitu menyukai perubahan serta menumbuhkan aliran-aliran pemikiran yang saling bersaing dan berbenturan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar